Ditengah gempuran segala teknologi baru yang katanya bisa ‘memudahkan’ hidup manusia, ternyata hidup tidak menjadi terasa lebih mudah. Ternyata, sering kali kita merasa realita tidak sesuai ekspektasi kita.
Malah, Gen Z, generasi yang sudah sangat ‘khatam’ tentang dunia digital yang serba (katanya) ‘membantu’ ini menemui masalah baru bernama ‘mental health’. Bayangkan, hal sesederhana kedamaian hati ini aja bisa jadi ‘effort’ perjuangan tanpa henti setiap hari. Jadi harus gimana untuk agar realita dapat sesuai ekspektasi?
Realitas Tidak Sesuai Ekspektasi
Merangkul Realita Melalui Kesadaran
Satu-satunya solusi dasar untuk mengatasi perasaan realitas yang tidak sesuai ekspektasi adalah dengan membudayakan kesadaran dan mengelola ekspektasi. Membudayakan kesadaran berarti melibatkan upaya sadar untuk mengamati dan memahami pikiran, emosi, dan tindakan kita dalam hubungannya dengan realitas kita. Dengan berlatih kesadaran dan introspeksi diri, kita dapat memperoleh kejelasan tentang keadaan kita yang sebenarnya dan bagaimana kita bisa mengolah persepsi atas hal yang sedang terjadi tersebut.
Video dari channel youtube Satu Persen ini bisa menjelaskan tentang gimana kita ternyata harus punya kesadaran atas diri kita sendiri. Silakan simak video berikut.
Kesadaran memungkinkan kita untuk mengenali narasi yang kita konstruksikan tentang realitas kita. Seringkali, narasi-narasi ini terdistorsi oleh bias, pengalaman masa lalu, dan tekanan sosial dari sekitar kita. Dengan menyadari distorsi ini, kita dapat menantangnya dan mengadopsi perspektif yang lebih seimbang.
Selain itu, kesadaran akan memberdayakan kita untuk dapat merangkul momen di ‘present time’ atau saat ini secara penuh. Alih-alih terpuruk dalam penyesalan masa lalu atau dengan cemas mengantisipasi masa depan, kita dapat menghargai keindahan dan peluang yang ada di momen saat ini. Perubahan fokus ini mendorong rasa syukur dan kepuasan, serta mengurangi kecenderungan untuk mengeluh tentang realitas yang sedang kita miliki.
Salah satu program dari Modwiz Mastery untuk mengatasi masalah seperti realitas yang tidak sesuai dengan ekspektasi ini adalah program Awesome Bracelet.
Dimana kita diajak untuk membentuk ‘habit’ atau ‘pattern’ produktif dan terstruktur untuk memanifestasikan keinginan yang kita inginkan dalam hidup. Pada akhir program, kita akan dapat terlatih menguasai realitas dan ekspektasi dalam keseharian kita sehingga kita dapat mensyukuri realitas yang kita miliki. Karena sejatinya, hidup kita seharusnya penuh rasa syukur agar dapat memberdayakan diri sendiri dan orang sekitar kita yang kita cintai.
Mengelola Ekspektasi untuk Realitas yang Memuaskan
Aspek penting lainnya dalam menavigasi realitas adalah dengan cara mengelola ekspektasi kita. Ekspektasi yang tidak realistis atau jauh dari apa yang ada di realitas kita sekarang, adalah tempat yang subur untuk kekecewaan dan ketidakpuasan. Baik itu mengharapkan kesempurnaan dari diri sendiri maupun orang lain. Standar yang kaku ini membuat dapat gagal kapanpun, ketika kita tidak mampu untuk mengelola ekspektasi.
Sebaliknya, kita harus dapat membudayakan ekspektasi yang realistis atau mendekati realita yang kita miliki sekarang, mengakui kompleksitas yang terjadi dan menerima ketidakpastian dalam kehidupan. Karena satu-satunya hal yang pasti di hidup ini adalah ketidakpastian itu sendiri. Ini tentang mengakui bahwa rintangan dan tantangan adalah hal yang tak terhindarkan, namun juga memberikan kesempatan untuk pertumbuhan dan pertahanan diri yang lebih baik. Dengan mengadopsi pola pikir yang fleksibel, kita dapat beradaptasi dengan hasil yang tak terduga dan menemukan nilai baru dalam setiap pengalaman.
Berikut audio podcast yang membahas tentang ekspektasi dan bagaimana mengenali 3 bentuk kesadaran yang harus kita miliki.
Selanjutnya, mengelola ekspektasi juga soal memprioritaskan hal-hal yang benar-benar penting. Alih-alih mengejar penanda eksternal kesuksesan atau validasi, geser fokus menuju nilai-nilai intrinsik dan pemenuhan pribadi. Selaraskan ekspektasi dengan keperluan-keperluan fundamental dan terpenting dalam kehidupan, kurangi sifat membanding-bandingkan diri dengan orang lain, dan berhenti untuk terus mencari validasi eksternal.
Kesimpulan: Peluk Realitas, Ubah Pengalaman Anda
Sebagai kesimpulan, keluhan yang tak pernah berhenti tentang realitas berasal dari kesenjangan antara persepsi dan kebenaran. Dengan membudayakan kesadaran dan mengelola ekspektasi, kita dapat menjembatani kesenjangan ini dan mengubah pengalaman kita tentang realitas. Rangkulah momen yang terjadi saat ini, akuilah ketidakpastian kehidupan, dan prioritaskan pemenuhan batin untuk memutus rantai siklus penyesalan, dan ini adalah langkah awal Anda untuk membentuk realitas yang sesuai ekspektasi Anda dikemudian hari.
Saat kita memulai perjalanan ini menuju penemuan diri dan pertumbuhan, mari kita ingat bahwa persepsi kita tentang realitas membentuk pengalaman kita, dan dengan mengubah perspektif kita, kita dapat membuka kekuatan untuk menciptakan kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.
Dengan menggabungkan wawasan ini kedalam kehidupan sehari-hari kita, kita dapat membuka jalan untuk hubungan yang harmonis dengan realitas—dimana keluhan atau penyesalan digantikan oleh rasa syukur, dan setiap momen diterima dengan tangan terbuka.
Baca artikel terbaru…
-
Realitas Adalah Ketika Anda Dapat Menguasai Ekspektasi
Lahir miskin seringkali dianggap sebagai hambatan terbesar untuk mencapai keberhasilan dan kebahagiaan. Apakah kamu juga berpikiran begitu? Tahukah…
-
REALITAS POLITIK KITA PENUH INTRIK DI PEMILU 2024
Pada episode perdana Awesome Indonesia podcast ini, kita langsung kedatangan tamu istimewa dari dunia politik, bapak Hendarsam Marantoko. Pada vide…
-
Realitas Adalah Percakapan Antara Takdir Atau Nasib Dengan Kehendak Bebas Di Warung Kopi
Mungkin, suatu hari nanti, realitas adalah suatu persepsi yang kita miliki setelah mengetahui tentang kaitan takdir dan nasib dengan kehendak bebas…
-
Realitas Tidak Sesuai Ekspektasi
Ditengah gempuran segala teknologi baru yang katanya bisa ‘memudahkan’ hidup manusia, ternyata hidup tidak menjadi terasa lebih mudah. Ternyata, se…